Tuesday, September 29, 2015

Uni Papua FC Bentengi Anak Anak Rusun Dengan Sepakbola Sosial

Insoraki Sawor, salah satu Coach dari Uni Papua FC, ketika memberikan coaching clinik kepada anak-anak di Rusun Daan Mogot Jakarta, Sabtu(26/9)lalu.
Jakarta,26/9 - Joni berhenti sejenak, melepas lelah. Wajahnya tampak berkeringat dan tatapannya tajam ke arah Hesty, sepertinya ia memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat menyentuh Hesty yang mudah diloloskan oleh teman-temannya. Hesty hanya melakukan tindakan melewati kaki rekannya yang terbuka lebar atau melompat dibelakang rekannya, maka ia aman sementara dari kejaran Joni.
Joni kemudian mengalihkan targetnya ke rekan-rekan Hesty yang lain. Pemain yang dikejar Joni harus dibantu oleh rekannya yang lain dengan tindakan membuka kaki lebar atau merunduk agar pemain yang dikejar bisa melompat di belakangnya dan aman dari kejaran Joni.
Apabila tindakan membuka kaki lebar-lebar atau merunduk tidak dilakukan dengan cepat, maka pemain itu akan di sentuh oleh Joni dan menjadi rekan Joni untuk mengejar pemain lainnya, sampai semua pemain yang bermain dalam ruang berukuran 15 x 15 meter  itu berhasil disentuh.
“Players also learn the importance of helping each other out - one time I will help free my teammate but some other time I might get tagged and need my teammate's help,” kata Charles dari Coach Across Continents (CAC) tentang simulasi permainan itu, kepada 50 orang peserta Coaching, usai melakukan 1 dari 30 simulasi permainan yang dinamakan Messi for Gender Equity, di Sentani beberapa waktu lalu.
Melalui permainan ini, pemain dapat belajar tentang tubuh mereka (jantung, paru-paru, otot dan lain-lain) atau tentang masalah kesehatan. Pemain juga belajar pentingnya membantu satu sama lain .
“Satu waktu saya akan membantu membebaskan rekan saya tapi lain waktu saya mungkin akan ditandai dan membutuhkan bantuan rekan saya. Untuk bekerja dengan sukses sebagai sebuah tim, kita harus membangun hubungan berdasarkan kepercayaan ,” kata Yan Pepuho menerjemahkan ungkapan berbahasa Inggris dari Charles.
Semua orang pasti menyadari, bahwa ia tak mungkin hidup sendiri, ia memerlukan bantuan orang lain. Karena itu, ketika ada kesempatan, ayo kita membantu orang lain untuk keluar dari masalahnya. Sehingga di lain waktu, ketika kita dalam kesulitan, orang lainpun akan membantu kita.
“Praktek ini harus dimunculkan di sekolah dengan sesama siswa, di tempat kerja dengan kolega, dalam bisnis maupun di rumah dalam keluarga,” ujar Yan.
Demikian sekilas gambaran tentang praktek sepakbola social yang dikerjakan oleh Uni Papua Football Community bekerja sama dengan Coach Across Continents (CAC) Amerika Serikat.
Sebagai organisasi sepakbola social pertama dan terbesar di Indonesia, Uni Papua Football Community berkomitment untuk menyebarkan virus kebaikan dan kedamaian melalui Sepakbola, terutama kepada anak-anak yang merupakan harapan dan tulang punggung bangsa dan Negara Indonesia.
Warga Jakarta yang menghuni rumah susun (Rusun), terdapat ratusan bahkan ribuan anak-anak. Warga dalam kelompok ini sangat rentan dengan pengaruh negative, karena itu Uni Papua FC merasa penting untuk memberikan penguatan kepada anak-anak Rusun melalui sepakbola social sejak dini, sehingga diri mereka dapat terbentengi dari penyebaran virus social yang mengancam bangsa dan Negara Indonesia saat ini.(MR/UP)


No comments:

Post a Comment

DUTA BESAR " SEPAKBOLA SOSIAL" DI SPANYOL.

Madrid, Spanyol. 22 November 2017 Duta Besar Republik Indonesia dan Berkuasa Penuh untuk Spanyol Dubes Yuli Mumpuni Widarso akan meng...