Wednesday, September 30, 2015

Pelatihan CAC Berdampak Bagi Anak-Anak Sekolah Di Mulia Puncak Jaya

CEO Uni Papua FC, Harry Widjaja bersama Koordinator UPFC Cabang Mulia Puncak Jaya, Nelson Wonda dan pengurus UPFC lainnya, ketika melakukan jamuan makan malam, di salah satu Restoran ternama di Jakarta, Senin(28/9) lalu.

Jakarta, 30/9(UPFC)- Pada tanggal 15 September 2015, tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Puncak Jaya, khususnya bagian Pengelolah HIV/AIDS,melakukan screaning (Pemeriksaan) HIV/AIDS pada dua sekolah di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua. Kedua sekolah itu adalah Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Mulia.

Apa yang terjadi? Ketika tim screaning HIV/AIDS ini tiba di Sekolah, ternyata sebagian besar siswa sudah "kabur" dari sekolahnya karena takut diambil sampel darahnya. Hal tersebut tentu mengindikasikan, jika sebagian siswa itu mungkin saja sudah terjerumus dalam pergaulan bebas dan mungkin saja telah melakukan hubungan seks, tanpa memahami resiko yang akan menimpa mereka.

Namun setelah mengikuti kegiatan pelatihan dari Coach Across Continent (CAC) yang bekerjasama dengan Uni Papua Football Community, selama 3 hari, siswa-siswa tersebut akhirnya berani memutuskan untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS.
"Setelah mendapatkan materi latihan session Adebayor tentang menghindari bahaya HIV, siswa siswi itu akhirnya mengambil keputusan untuk  melakukan pemeriksaan darah," kata Nelson Wonda, Koordinator Uni Papua Cabang Mulia, Puncak Jaya.

Nelson yang sehari-harinya bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Puncak Jaya ini, kemudian menyimpulkan, bahwa ternyata pelatihan CAC ini sangat bermanfaat dalam sosialisasi HIV/AIDS." Ini sangat membantu kami petugas Pengelola HIV/ AIDS di daerah untuk membantu anak-anak  muda di Kabupaten Puncak Jaya," tuturnya.

Tidak hanya itu, pada penyelenggaraan kompetisi sepakbola internal di daerahnya, anak-anak yang tergabung dalam Uni Papua FC berhasil mempertontonkan permainan yang baik dan berhasil mengimplementasikan pengajaran yang diberikan pelatih.

 “ Kami puas karena anak anak kami tidak mengeluarkan kata kotor dan tidak main kasar.Kami tidak inginkan kemenangan dengan cara main kasar,atau dengan yang cara kurang terpuji,
Anak-anak terlihat bermain dengan lepas tanpa beban, dan hasilnya Tim Uni Papua Umur 5 – 12 tahun dan Umur 13 – 21 tahun mendapat Juara 1," kata Nelson Wonda.

Saat evaluasi, lanjut Nelson, kata anak-anak yang bermain, jika mereka tidak ada bayangan untuk menang dan mencetak gol, namun yang dijaga adalah instruksi dari Coach untuk tidak mengeluarkan kata kotor dan tidak bermain kasar.


"Namun gol-gol yang terjadi diluar dugaan. Sehingga saya mengambil kesimpulan,  bahwa kemenangan itu bisa terjadi apabila pemain tidak emosional dan tidak bermain kasar. Anak-anak dibekali dengan pemahaman itu, dan itu menjadi tolak ukur kesuksesan tim Uni Papua FC  Cabang Mulia Puncak Jaya," tutup Nelson Wonda.(MR/UP)

No comments:

Post a Comment

DUTA BESAR " SEPAKBOLA SOSIAL" DI SPANYOL.

Madrid, Spanyol. 22 November 2017 Duta Besar Republik Indonesia dan Berkuasa Penuh untuk Spanyol Dubes Yuli Mumpuni Widarso akan meng...