Wednesday, May 27, 2015

Gara-Gara Korea Selatan, Utusan Uni Papua FC Ini Tak Makan Tiga Hari

Demianus Howay, ketika bersama Ekternal Relation Uni Papua, Dawid Forouzan, di Jakarta, Minggu (24/5) lalu.

Jakarta (27/5) – Uni Papua Football Community sebagai organisasi sepakbola sosial pertama di Indonesia, beberapa waktu lalu, mengirim salah satu putra Papua mengikuti pelatihan sepakbola di Malaysia dan Korea Selatan. Seperti apa sosok putra Papua ini, berikut sepenggal catatan dari media relation Uni Papua...

Demianus Howay, itulah nama yang tertulis pada selembar sertifikat yang diterimanya dari Malaysia Sports Ministry Coaliton (MSMC), setelah sukses mengikuti pelatihan dari IPOHBUG di Ipoh, selama dua minggu di Negeri Jiran, pada bulan Februari 2015 lalu. Sebulan kemudian, di tahun yang sama pula, anak muda asal Ayamaru, Sorong,Provinsi Papua Barat ini, ini dikirim ke Korea Selatan, mengikuti pelatihan Equip Leader di Seoul Korea Selatan yang berlangsung selama satu bulan.

Di Malaysia ia menjadi peserta training termuda, sementara di Korea Selatan, ia merupakan peserta kedua termuda. Dari Indonesia, diwakili 2 orang, satu peserta merupakan perwakilan dari salah satu lembaga yang beralamat di Provinsi Aceh.

“ Sampai saat ini saya tak percaya apa yang sudah terjadi pada saya. Ini seperti sebuah mimpi. Tiba-tiba sudah berada di Malaysia, tak lama kemudian, sudah berada di Korea. Ini suatu Mujizat. Karena itu, setiap saat saya berdoa dan mensyukuri apa yang sudah Tuhan buat bagi saya melalui Pak Harry ( CEO Uni Papua FC),” tutur Demianus Howay.

Demianus punya cerita unik ketika ditunjuk oleh Pak Harry untuk mengikuti pelatihan di Korea Selatan. Tiga hari jelang keberangkatan, dirinya sangat gelisah. Makan tak enak, tidurpun serasa tak nyaman. Ia bahkan sampai berpuasa selama tiga hari itu.

Bathin Demianus terus bergejolak. Ia tak percaya, kenapa harus dia yang ditunjuk ke Korea, bukankah masih ada pengurus Uni Papua lainnya, yang lebih senior, yang lebih berpengalaman dan yang sudah menguasai bahasa Inggris. Kenapa harus dirinya yang ditunjuk? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di dadanya.

” Selama tiga hari saya tidak makan, saya tidak tahu kenapa seperti itu. Terus dihantui rasa takut, karena itu, saya berdoa siang dan malam, agar Tuhan memberi saya keberanian untuk berangkat ke Korea,” katanya.

Akhirnya, atas pertolongan Tuhan, Demianus berhasil tiba di Korea Selatan. Perasaan gugup tiba-tiba lenyap, karena ternyata di Bandara, ia dijemput oleh kenalannya sewaktu mengikuti pelatihan di Malaysia, dan beberapa teman asal Indonesia.” Perasaan gugup langsung hilang, setelah saya bersalaman dan berbicara dengan mereka,” ujar alumnus SMK Bagimu Negeri Semarang ini.

Selama di Korea, Demi mengikuti pembinaan dan pelatihan di markas Goyang FC, salah satu mitra Uni Papua di Korea Selatan. Berlatih di stadion megah, milik Goyang FC, salah satu klub Divisi II Korea Selatan ini, merupakan kebanggaan baginya. Jika Tuhan berkehendak, maka tak ada yang tak mungkin, Demianus akan kembali merumput di stadion ini, memakai Jersey Goyang FC.

Perjalanannya ke negeri Jiran dan negeri Ginseng, memberikan motivasi yang besar kepada Demianus. Ia memutuskan untuk belajar dan berlatih dengan tekun, agar dapat mewujudkan cita-citanya menjadi pemain profesional yang bermain di klub luar negeri.

Demianus yang lahir 21 tahun lalu di Sorong Papua Barat ini mengakui, bahwa setelah setahun bersama Uni Papua, dirinya belajar dan menemukan banyak hal yang menarik, termasuk pengalaman berharga yang dirinya peroleh dari pelatihan di Malaysia dan Korea Selatan.

Anak dari pasangan Wempi Howay dan Marice Kambu ini bercita-cita menjadi pemain profesional di Liga Eropa. Karena itu, ia berkomitmen untuk bekerja keras, berlatih dan belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-citanya itu.

“ Saya ingin membahagiakan kedua orangtua saya. Saya tak ingin mengecewakan mereka. Karena itu, saya akan berlatih dan belajar dengan baik, agar dapat menjadi pemain profesional yang membahagiakan orang tua, membahagiakan Pak Harry dan membahagiakan semua teman-teman di Uni Papua,” ujar penggemar Barca, club asal spanyol yang baru saja menjuarai Liga Spanyol.

Tentang sosok Demianus Howay, CEO Uni Papua, Harry Widjaja, sebelumnya mengatakan, Demianus adalah anak yang sangat lugu dan pemalu. “ Sebelumnya, dia bersama beberapa anak dari Papua, tinggal di rumah saya. Kalau orang datang bertamu di rumah, ia akan mengurungkan dirinya di kamar, bahkan bisa berjam-jam di kamar mandi.
Kalaupun keluar dari kamar, lanjut Harry, itu hanya untuk makan, setelah itu, masuk lagi ke kamar,” cerita Harry Wijaya tentang sosok Demianus Howay.
Namun dengan sabar pendiri Uni Papua ini memberikan penguatan kepada Demianus, hari demi hari, kini, Demianus Howay perlahan mulai berubah.” Saya katakan, kamu pasti bisa, kamu pasti lebih hebat dari mereka. Lihat, dia menjadi peserta training termuda ( 21 tahun ) dari peserta lainnya yang berumur di atas 40 tahun,” kata Harry Wijaya.
Sekarang, Demianus Howay tidak seperti Demianus Howay dua tahun lalu. Dia sudah berani bicara, dia sudah berani untuk tampil, dan lebih percaya diri. “Itu yang selalu saya katakan, anak-anak Papua itu bisa. Hanya saja, mereka perlu dibimbing dengan baik dan diarahkan. Saya akan buktikan itu, melalui Demianus Howay ini,” tutur Harry.
Harry saat ini sedang mempersiapkan Demianus Howay secara khusus, terutama pendidikan bahasa Inggrisnya, untuk mendukung cita-cita Demianus Howay yang akan menjadi pemain profesional di luar negeri.
Kita punya jaringan ke luar negeri, kita akan melalui jaringan itu, mengorbitkan anak-anak Uni Papua. Pertama Demianus, nanti lainnya akan menyusul, tergantung laporan dari cabang-cabang Uni Papua tentang potensi anak-anak yang dibina. Yang menonjol, akan kami orbitkan,termasuk instrukturnya,”kata Harry.(MR/UP)


Saturday, May 23, 2015

Football 4 Rohingya Refugee

Greetings to All our colleagues,
Friends of Uni Papua
 
Recently our nation has opened the door to accept about 13.000 refugees from Rohingya (Myanmar), they live in several locations of temporary shelters in Aceh and there are around 3.153 refugees located not too far from Uni Papua Banda Aceh Branch (5 hour-riding car). They are our brothers and sisters who are blown and tossed by the wave and fierce ocean for months. Little children face traumatic and need to recovery their souls accordingly. Indeed, many groups, organizations and individuals have moved to help our brothers and sisters, but there will be many small things we can do together in action/deed more than sympathy and concerned.
 
I as Founder and Executive of Perkumpulan Uni Papua/Uni Papua FC with 23 branches in Indonesia would like to initiate and invite my friends to involve in care movement to our brothers and sisters of Rohingya refugees, with the movement: Football for Rohingya Refugees, through football we support human being movement and through football we also want to find joy and playful world.
 
The program will be set corresponds to the funds raised:
1.     To send the balls
2.     To send the coach team to perform social football acitivites together with kids of refugees
3.     To give equipment and tools for playing football
4.     To establish simply football field in refugees location
5.     To give advice and mental education during the program
 
This care movement period will begin by June, the time of fasting/ramadhan, and will be ended when they celebrate Idul Fitri (July 2015), further on this program will be followed up by Uni Papua-Banda Aceh Branch.
 
We will involve public accountant office to audit and to report financial matter to all of you who fully support this program.
Within days ahead Uni Papua will complete it this plan, which is far from expectation, however this spontaneous idea comes up based on our human heart to the people who are now in afflicted situation, without force and hiding agenda from any parties but only care and humans sake to Rohingya refugees who need to be helped as human brethren.
  
Suggestion /input could be emailed to me: harry.widjaja72@gmail.com or HP/WA +62 817 0767111
https://www.facebook.com/Football4RohingyaRefugee 

Care to Rohingya Refugees
Harry Widjaja

Sunday, May 17, 2015

Sabang Sampai Merauke Itulah Indonesia, Papua Sampai Aceh Itulah Uni Papua

Foto bersama tokoh sepakbola Bpk. H. Aminullah Usman, SE., Ak., MM, Sekjend ASPROV PSSI Aceh Bpk Ir. Khaidir, TM., MM. Ketua Kuta Gle Uni Papua Bpk. Fauzainy M.Y. di halaman utama lokasi peresmian Komunitas Sepakbola Kuta Gle Uni Papua Banda Aceh (Dok.UP)

Jakarta,18/5 – Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia. Dari Papua sampai Aceh, berjajar pemain-pemain sepakbola, bergabung menjadi satu, itulah Uni Papua.

Setelah Uni Papua diterima di Soe Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Landak Kalimantan Barat dan Salatiga Jawa Tengah.Kini Uni Papua hadir di Provinsi terbarat Indonesia, yakni di Provinsi Aceh. Uni Papua hadir di Aceh dengan komunitas sepakbola social bernama Kuta Gle Uni Papua Banda Aceh.

“Kuta artinya Benteng, Gle artinya Gunung, jadi Kuta Gle adalah Benteng terakhir yang paling sulit ditaklukan oleh Penjajah,” jelas tokoh sepakbola Banda Aceh, H. Aminullah Usman, SE, kepada media relation Uni Papua, Senin(18/5).

Dijelaskan, semangat pantang menyerah dan tetap teguh pada sportifitas sepakbola menjadi arti dari Kuta Gle Uni Papua Banda Aceh. “Mari kita berjuang bersama membangun Generasi Masa Depan melalui sepakbola sosial Uni Papua,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengurus PSSI Provinsi Aceh, Ir.Khadir,TM,MM menyambut baik kehadiran Uni Papua di Banda Aceh. Ia berharap kehadiran Uni Papua dapat menjadi kekuatan besar untuk membawa perubahan sepakbola di Indonesia.

CEO Uni Papua, Harry Widjaja bahkan tak menyangka Uni Papua mendapat respon dari masyarakat di Aceh. Dengan hadirnya Uni Papua di Aceh, nampaknya memberi sinyal yang kuat, jika sepakbola sosial Uni Papua sangat dibutuhkan Indonesia saat ini, untuk membangun karakter dan moral anak Indonesia, bukan saja lewat sepakbola, tapi juga lewat bidang ilmu pengetahuan lainnya.(MR/UP)

Dubes RI Untuk Chili Terkejut Dengan Uni Papua FC

Nampak program sepak bola sosial yang berlangsung di salah satu Cabang Uni Papua

Jakarta,17/5- Setelah sebelumnya menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Universitas Katolik UCAM di Murcia, Spanyol, kini Uni Papua FC membuka peluang kerjasama serupa dengan Pemerintah Chili.
Duta besar Indonesia untuk Negara Chili, Philemon Arobaya, nampaknya terkejut dengan perkembangan Sepakbola Sosial di Indonesia yang di gerakkan oleh Uni Papua FC.
“Bapa nampaknya tertarik dengan perkembangan Uni Papua. Apalagi setelah membaca berita, bahwa Uni Papua FC telah menjalin kerjasama dengan UCAM Spanyol, bapa makin penasaran dan meminta saya untuk berkomunikasi dengan managemen Uni Papua,”tutur Philips Arobaya, putra dari Dubes RI untuk negara Chili itu, saat berbincang dengan CEO Uni Papua FC, Harry Widjaja, di Jakarta, Jumat(15/5) lalu.
Intinya, kata Philips, jika ada hal- hal yang bisa dibantu terkait program Uni Papua, dirinya akan membantu dengan senang hati.
Menanggapi hal itu, Harry Widjaja menjelaskan, pada prinsipnya dirinya merasa senang karena Uni Papua mulai mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Respon dari Dubes RI di Chili,yang juga adalah putra asli papua, kata Harry, juga merupakan kebanggaan bagi dirinya dan seluruh staf Uni Papua.
Harry berharap, ada implementasi nyata dari keinginan bersama seluruh pihak untuk membangun karakter anak-anak muda Indonesia, melalui gerakan sepakbola sosial.”Bukan saja untuk Papua, tapi untuk Indonesia,”tuturnya.
Langkah berikut, lanjut Harry, adalah menindaklanjuti keinginan Dubes RI di Chili dengan menjajaki sejumlah pihak di Chili, untuk program pelatihan dan pembinaan di bidang olahraga, terutama Sepakbola.(MR UP)

DUTA BESAR " SEPAKBOLA SOSIAL" DI SPANYOL.

Madrid, Spanyol. 22 November 2017 Duta Besar Republik Indonesia dan Berkuasa Penuh untuk Spanyol Dubes Yuli Mumpuni Widarso akan meng...