Bermain bola dengan mata tertutup |
Aceh
(21/6),- Kepedulian terhadap masa depan anak-anak di dunia, terutama
anak-anak yang hidup dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, adalah salah satu dari nilai-nilai yang dianut perkumpulan
sepak sosial Uni Papua. Karena itu, ketika mendengar ratusan
anak-anak pengungsi Rohingya terkapar di wilayah Aceh, tim Uni Papua
langsung dikirim ke sana.
“
Terlepas
dari faktor politik, agama atau urusan negara, tak ada salahnya kami
turut serta mengambil peranan dalam memberikan perhatian sesuai
dengan apa yang kami miliki,” tutur Ketua Umum Uni Papua,Harry
Widjaja, Selasa(9/6) lalu.
Menuntun Si Buta untuk mencetak gol |
Mengingat
program Uni Papua berhubungan dengan sepakbola sosial, maka lanjut
Harry, yang dapat dilakukan oleh timnya adalah memberikan keceriaan
kepada pengungsi rohingya lewat sepakbola.”Kami memberikan bola dan
menciptakan permainan lewat bola, tujuannya agar mereka terhibur dan
sejenak melupakan derita yang dialami,” katanya.
Tim
Uni Papua yang berjumlah 6 orang didukung oleh beberapa mitra,
diantaranya Demokreatif dan The Leader, langsung diterjunkan ke
lokasi pengungsian yang ketika itu berada di Desa Kuala Cangkoi,
Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara, 11-13 Juni lalu.
Diluar
dugaan, kehadiran tim Uni Papua, Demokreatif dan The Leader membuat
suasana pengungsian menjadi ramai. Bukan hanya pengungsi rohingya,
warga sekitar hingga para petugas di sekitar lokasi pengungsian ikut
berbaur dalam keceriaan bermain bola yang dipertontonkan anak-anak
muda rohingya.
Diharapkan mereka tetap bergandengan tangan saling menuntun hadapi cobaan hidup |
Dituntun
oleh Instruktur asal Brasil, Glaiton dan Manager Uni Papua, Alma
Costa, anak-anak Rohingya berlari tanpa alas kaki dan menggunakan
kain sarung, mengejar bola, menghalau bahkan jatuh di tengah rintik
hujan dan tanah yang berlumpur. Namun, tak ada yang sedih atau marah,
malah mereka semakin riang dalam suasana itu.
Keceriaan
dalam lapangan,dirasakan juga oleh semua orang yang berada di luar
lapangan. “Ini luar biasa, kami berterima kasih kepada Uni Papua.
Lihat semua orang bergembira dengan permainan ini, belum pernah ada
seperti ini, selama saya mendampingi para pengungsi rohingya,”
tutur Hasan, salah satu relawan, yang setiap hari mendampingi
anak-anak Rohingya di tempat pengungsian.(MR/Unipapua)
No comments:
Post a Comment