Apa yang terjadi? Ketika tim
screaning HIV/AIDS ini tiba di Sekolah, ternyata sebagian besar siswa sudah "kabur"
dari sekolahnya karena takut diambil sampel darahnya. Hal tersebut tentu mengindikasikan,
jika sebagian siswa itu mungkin saja sudah terjerumus dalam pergaulan bebas dan
mungkin saja telah melakukan hubungan seks, tanpa memahami resiko yang akan
menimpa mereka.
Namun setelah mengikuti kegiatan
pelatihan dari Coach Across Continent (CAC) yang bekerjasama dengan Uni Papua
Football Community, selama 3 hari, siswa-siswa tersebut akhirnya berani
memutuskan untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS.
"Setelah mendapatkan materi
latihan session Adebayor tentang menghindari bahaya HIV, siswa siswi itu
akhirnya mengambil keputusan untuk
melakukan pemeriksaan darah," kata Nelson Wonda, Koordinator Uni
Papua Cabang Mulia, Puncak Jaya.
Nelson yang sehari-harinya
bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Puncak Jaya ini, kemudian menyimpulkan,
bahwa ternyata pelatihan CAC ini sangat bermanfaat dalam sosialisasi
HIV/AIDS." Ini sangat membantu kami petugas Pengelola HIV/ AIDS di daerah untuk
membantu anak-anak muda di Kabupaten Puncak
Jaya," tuturnya.
Tidak hanya itu, pada
penyelenggaraan kompetisi sepakbola internal di daerahnya, anak-anak yang
tergabung dalam Uni Papua FC berhasil mempertontonkan permainan yang baik dan
berhasil mengimplementasikan pengajaran yang diberikan pelatih.
“ Kami puas karena anak anak kami tidak
mengeluarkan kata kotor dan tidak main kasar.Kami tidak inginkan kemenangan
dengan cara main kasar,atau dengan yang cara kurang terpuji,
Anak-anak terlihat bermain dengan
lepas tanpa beban, dan hasilnya Tim Uni Papua Umur 5 – 12 tahun dan Umur 13 –
21 tahun mendapat Juara 1," kata Nelson Wonda.
Saat evaluasi, lanjut Nelson,
kata anak-anak yang bermain, jika mereka tidak ada bayangan untuk menang dan
mencetak gol, namun yang dijaga adalah instruksi dari Coach untuk tidak
mengeluarkan kata kotor dan tidak bermain kasar.
"Namun gol-gol yang terjadi
diluar dugaan. Sehingga saya mengambil kesimpulan, bahwa kemenangan itu bisa terjadi apabila pemain
tidak emosional dan tidak bermain kasar. Anak-anak dibekali dengan pemahaman
itu, dan itu menjadi tolak ukur kesuksesan tim Uni Papua FC Cabang Mulia Puncak Jaya," tutup Nelson
Wonda.(MR/UP)
No comments:
Post a Comment