Social Football in INDONESIA www.unipapua.net +62 813 8656 3286 unipapua.fc@gmail.com
Thursday, December 31, 2015
Terima Kasih 2015, Selamat Datang 2016 : Uni Papua Tema dan Agenda
Uni Papua FC mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan Pecinta Sepakbola Sosial dimanapun, kiranya tahun 2015 yang telah kita lewati ini telah memberikan pengalaman dan pelajaran berarti. Uni Papua FC telah meninggalkan sejarah baru bagi pembinaan sepakbola Tanah Air dan kini telah menjadi gerakan 'relawan' sepakbola sosial yang telah tersebar di 29 komunitas dari Papua, NTT, Sulawesi, Bali, Jawa, Kalimantan dan Aceh, bahkan 1 cabang di Helsinki, Finland.
Di hari terakhir tahun 2015 ini kami menyampaikan tema Uni Papua FC tahun 2016 adalah :
Football For Peace, Sepakbola untuk Perdamaian.
untuk kontak dan kerjasama silahkan dapat dikunjungi :
www.unipapua.net
info@unipapua.net
FB Page : Uni Papua Football
Keluarga Besar Uni Papua FC dan semua supporters menyampaikan ucapan Selamat Hari Natal 2015 dan Tahun 2016. Tuhan beserta kita !
Cabang luar negeri yang segera dibuka pada tahun 2016 :
Di hari terakhir tahun 2015 ini kami menyampaikan tema Uni Papua FC tahun 2016 adalah :
Football For Peace, Sepakbola untuk Perdamaian.
untuk kontak dan kerjasama silahkan dapat dikunjungi :
www.unipapua.net
info@unipapua.net
FB Page : Uni Papua Football
Keluarga Besar Uni Papua FC dan semua supporters menyampaikan ucapan Selamat Hari Natal 2015 dan Tahun 2016. Tuhan beserta kita !
Cabang luar negeri yang segera dibuka pada tahun 2016 :
Friday, October 9, 2015
Ketika Trio Pelatih Uni Papua FC Melatih Anak-Anak Rusun Jakarta
Insoraki Sawor, ketika bersama anak-anak Rusun Jakarta, beberapa waktu lalu.(Dok.UPFC) |
Jakarta,9/10- Selama dua minggu, tiga instruktur (Pelatih) dari Uni
Papua Football Community (UPFC) mendapat kepercayaan khusus dari CEO UPFC untuk
bermain dan belajar bersama anak-anak Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di
Jakarta.
Ketiga Instruktur itu adalah Insoraki Sawor, Demianus Howay dan
Frans Paraibabo. Trio pelatih UPFC yang masih muda-muda ini ditemani oleh
General Manager Alma Costa, mengunjungi 18 Rusunawa yang tersebar dalam ibukota
Negara Republik Indonesia ini tanpa pamrih, karena kepedulian dan kecintaannya
pada anak-anak.
Bagaimana cerita mereka?
berikut kutipan pernyataan dari trio pelatih UPFC yang dirangkum singkat ;
" Yang membuat dongkol sebenarnya perjalanan menuju lokasi Rusunawa. Bisa
satu sampai dua jam kami sampai di lokasi," tutur Demianus Howay, di
kantor UPFC, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat(8/10/2015).
Meski demikian, anak muda asal Sorong yang sudah melanglang buana ke
Negeri Jiran dan Negeri Ginseng ini mengaku senang dan bahagia ketika bertemu
dan melihat anak-anak Rusun yang antusias.
" Biarpun ongkos habis di jalan Jakarta yang macet, tapi
sekejap kami lupakan hal itu setelah melihat
anak-anak rusun bermain dengan gembira," kata Demianus Howay
Sementara itu, Frans Paraibabo menuturkan, awalnya dirinya sempat
kaget ketika anak-anak di beberapa Rusun yang masih duduk di bangku sekolah
dasar sudah saling mengumpat, mengucapkan kata-kata kotor layaknya orang
Dewasa." Tapi kemudian kami memberi nasehat, agar mereka tidak lagi
berbicara kata-kata yang kotor," jelasnya.
Frans berharap agar pendampingan seperti ini terus dilakukan UPFC ,
agar anak-anak penghuni Rusun bisa tumbuh menjadi orang yang berjiwa sehat,
kuat, saling menghargai orang lain dan menjadi pribadi baik.
Hal senada juga diutarakan Insoraki Sawor. Perempuan asal karang
panas Biak ini nampak begitu akrab dengan anak-anak Rusun, khususnya perempuan.
" Saya senang bisa memberikan ilmu kepada anak-anak di Jakarta. Saya
berharap apa yang kita berikan, dapat bermanfaat bagi mereka," tuturnya.
Secara umum, kata Inso, panggilan akrabnya, jika antusias anak-anak
Rusun cukup tinggi terhadap program UPFC. Ia berharap, program ini dapat terus
digalakkan, agar memberi dampak yang baik bagi anak-anak di Rusun
Jakarta.(Alberth Yomo)
Wednesday, September 30, 2015
Pelatihan CAC Berdampak Bagi Anak-Anak Sekolah Di Mulia Puncak Jaya
Apa yang terjadi? Ketika tim
screaning HIV/AIDS ini tiba di Sekolah, ternyata sebagian besar siswa sudah "kabur"
dari sekolahnya karena takut diambil sampel darahnya. Hal tersebut tentu mengindikasikan,
jika sebagian siswa itu mungkin saja sudah terjerumus dalam pergaulan bebas dan
mungkin saja telah melakukan hubungan seks, tanpa memahami resiko yang akan
menimpa mereka.
Namun setelah mengikuti kegiatan
pelatihan dari Coach Across Continent (CAC) yang bekerjasama dengan Uni Papua
Football Community, selama 3 hari, siswa-siswa tersebut akhirnya berani
memutuskan untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS.
"Setelah mendapatkan materi
latihan session Adebayor tentang menghindari bahaya HIV, siswa siswi itu
akhirnya mengambil keputusan untuk
melakukan pemeriksaan darah," kata Nelson Wonda, Koordinator Uni
Papua Cabang Mulia, Puncak Jaya.
Nelson yang sehari-harinya
bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Puncak Jaya ini, kemudian menyimpulkan,
bahwa ternyata pelatihan CAC ini sangat bermanfaat dalam sosialisasi
HIV/AIDS." Ini sangat membantu kami petugas Pengelola HIV/ AIDS di daerah untuk
membantu anak-anak muda di Kabupaten Puncak
Jaya," tuturnya.
Tidak hanya itu, pada
penyelenggaraan kompetisi sepakbola internal di daerahnya, anak-anak yang
tergabung dalam Uni Papua FC berhasil mempertontonkan permainan yang baik dan
berhasil mengimplementasikan pengajaran yang diberikan pelatih.
“ Kami puas karena anak anak kami tidak
mengeluarkan kata kotor dan tidak main kasar.Kami tidak inginkan kemenangan
dengan cara main kasar,atau dengan yang cara kurang terpuji,
Anak-anak terlihat bermain dengan
lepas tanpa beban, dan hasilnya Tim Uni Papua Umur 5 – 12 tahun dan Umur 13 –
21 tahun mendapat Juara 1," kata Nelson Wonda.
Saat evaluasi, lanjut Nelson,
kata anak-anak yang bermain, jika mereka tidak ada bayangan untuk menang dan
mencetak gol, namun yang dijaga adalah instruksi dari Coach untuk tidak
mengeluarkan kata kotor dan tidak bermain kasar.
"Namun gol-gol yang terjadi
diluar dugaan. Sehingga saya mengambil kesimpulan, bahwa kemenangan itu bisa terjadi apabila pemain
tidak emosional dan tidak bermain kasar. Anak-anak dibekali dengan pemahaman
itu, dan itu menjadi tolak ukur kesuksesan tim Uni Papua FC Cabang Mulia Puncak Jaya," tutup Nelson
Wonda.(MR/UP)
Tuesday, September 29, 2015
Ahok Berharap Uni Papua Berikan Dampak Positif Bagi Penghuni Rusun
Insoraki Sawor, Jeje Rumbino, Demianus Howay dan Frans Pariaribo dari Uni Papua FC, ketika mengikuti Soft Launching Jakarta Football Festival Rusun Cup 2015, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa(29/9). |
Jakarta(29/9),- Linda Wati(35),
penghuni lantai dua Rumah Susun(Rusun) Cipinang Besar Selatan, tak berani
meninggalkan anaknya yang berumur 5 tahun untuk bermain sendirian. Ia bahkan
menutup pintu, menguncinya dan kuncinya disimpan. Ada rasa kuatir, anaknya
bermain di luar pengawasannya, bisa berakibat fatal.
Kekuatiran
yang sama pula dirasakan Lisbet Munthe(35), penghuni lantai 4 di Rusun yang
sama. Ia selalu gelisah, ketika anaknya yang berumur 10 tahun, pergi bermain
bersama teman-temannya sesama penghuni Rusun.
Nampaknya
kekuatiran yang sama dirasakan oleh para orangtua penghuni Rusun di Jakarta.
Mereka berharap, selain pagar pembatas yang aman dan fasilitas penunjang
keamanan Rusun lainnya, sebaiknya ada kegiatan yang dapat memotivasi anak-anak
mereka untuk terkonsentrasi bermain di tempat yang aman, misalnya di lapangan.
Kekuatiran
itu pula yang dirasakan Uni Papua
Football Community(UPFC). Karena itu, melalui dukungan Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), UPFC akan mengintensifkan gerakan
bermain sepakbola ria bagi anak-anak penghuni Rusun di wilayah Jakarta.
Gerakan
yang dilakukan oleh UPFC selain untuk mengkonsentrasikan anak-anak Rusun
bermain di lapangan, juga gerakan sepakbola social yang menjadi focus UPFC,
dinilai cukup baik untuk memberikan nilai-nilai positif terhadap perkembangan
anak-anak.
Gerakan
UPFC ini akan diawali dengan menggelar kegiatan bertajuk Jakarta Football
Festival Rusun Cup, yang direncanakan berlangsung Oktober hingga November,
dengan melibatkan anak-anak penghuni Rusun di wilayah Jakarta.
Beberapa
kegiatan menjelang Festival Rusun Cup telah dilakukan UPFC, mulai dari
menggelar Coaching Clinik di beberapa lokasi Rusun, hingga yang terkini adalah
rencana penyerahan 500 bola Chevrolet OWF kepada penghuni Rusun melalui
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang akan diterima langsung oleh Gubernur
Basuki Tjahaja Purnama. Penyerahan 500 bola ini, direncanakan akan berlangsung
di Balai Kota, Selasa(30/9).
“
Saya kira saat ini, semua pihak mestinya aware
terhadap kehidupan sesame, terutama anak-anak kita, generasi muda kita, yang
merupakan tulang punggung dan harapan bangsa dan Negara,”kata CEO UPFC, Harry
Widjaja, Minggu(27/9).
Pengaruh
buruk yang begitu mudah merasuki jiwa anak-anak, menjadi kekuatiran Harry.
Karena itu, melalui organisasi UPFC, ia berharap dukungan semua pihak, termasuk
Pemerintah untuk memberikan ruang bermain bagi anak-anak.
”Di
tempat bermain yang luas, hijau,bersih dan nyaman, mereka bisa berinteraksi
dengan sesamanya, mereka bisa bermain dengan gembira, orangtuapun pasti ikut
senang. Jika hal ini dilakukan tersistematik, akan memberikan pengaruh positif
bagi perkembangan anak. Bisa menjadi penangkal pengaruh negative,”tuturnya.
Jadi
penyerahan 500 bola dari UPFC kepada Gubernur DKI Jakarta, merupakan gerakan
social melalui sepakbola untuk perubahan. Melalui 500 bola, diharapkan
anak-anak Rusun memiliki media untuk bermain, belajar dan menjadi pribadi yang
sehat, tangguh dan bertanggung jawab.(MR/UP)
Uni Papua FC Bentengi Anak Anak Rusun Dengan Sepakbola Sosial
Insoraki Sawor, salah satu Coach dari Uni Papua FC, ketika memberikan coaching clinik kepada anak-anak di Rusun Daan Mogot Jakarta, Sabtu(26/9)lalu. |
Jakarta,26/9 - Joni berhenti sejenak, melepas lelah.
Wajahnya tampak berkeringat dan tatapannya tajam ke arah Hesty, sepertinya ia
memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat menyentuh Hesty yang mudah
diloloskan oleh teman-temannya. Hesty hanya melakukan tindakan melewati kaki
rekannya yang terbuka lebar atau melompat dibelakang rekannya, maka ia aman
sementara dari kejaran Joni.
Joni kemudian mengalihkan targetnya ke rekan-rekan Hesty
yang lain. Pemain yang dikejar Joni harus dibantu oleh rekannya yang lain
dengan tindakan membuka kaki lebar atau merunduk agar pemain yang dikejar bisa
melompat di belakangnya dan aman dari kejaran Joni.
Apabila tindakan membuka kaki lebar-lebar atau merunduk
tidak dilakukan dengan cepat, maka pemain itu akan di sentuh oleh Joni dan
menjadi rekan Joni untuk mengejar pemain lainnya, sampai semua pemain yang
bermain dalam ruang berukuran 15 x 15 meter
itu berhasil disentuh.
“Players also learn the
importance of helping each other out - one time I will help free my teammate
but some other time I might get tagged and need my teammate's help,” kata Charles dari Coach Across Continents (CAC) tentang
simulasi permainan itu, kepada 50 orang peserta Coaching, usai melakukan 1 dari
30 simulasi permainan yang dinamakan Messi for Gender Equity, di Sentani
beberapa waktu lalu.
Melalui permainan ini, pemain dapat belajar tentang tubuh
mereka (jantung, paru-paru, otot dan lain-lain) atau tentang masalah kesehatan.
Pemain juga belajar pentingnya membantu satu sama lain .
“Satu waktu saya akan membantu membebaskan rekan saya tapi
lain waktu saya mungkin akan ditandai dan membutuhkan bantuan rekan saya. Untuk
bekerja dengan sukses sebagai sebuah tim, kita harus membangun hubungan
berdasarkan kepercayaan ,” kata Yan Pepuho menerjemahkan ungkapan berbahasa
Inggris dari Charles.
Semua orang pasti menyadari, bahwa ia tak mungkin hidup
sendiri, ia memerlukan bantuan orang lain. Karena itu, ketika ada kesempatan,
ayo kita membantu orang lain untuk keluar dari masalahnya. Sehingga di lain
waktu, ketika kita dalam kesulitan, orang lainpun akan membantu kita.
“Praktek ini harus dimunculkan di sekolah dengan sesama
siswa, di tempat kerja dengan kolega, dalam bisnis maupun di rumah dalam
keluarga,” ujar Yan.
Demikian sekilas gambaran tentang praktek sepakbola social
yang dikerjakan oleh Uni Papua Football Community bekerja sama dengan Coach
Across Continents (CAC) Amerika Serikat.
Sebagai organisasi sepakbola social pertama dan terbesar di
Indonesia, Uni Papua Football Community berkomitment untuk menyebarkan virus
kebaikan dan kedamaian melalui Sepakbola, terutama kepada anak-anak yang
merupakan harapan dan tulang punggung bangsa dan Negara Indonesia.
Warga Jakarta yang menghuni rumah susun (Rusun), terdapat
ratusan bahkan ribuan anak-anak. Warga dalam kelompok ini sangat rentan dengan
pengaruh negative, karena itu Uni Papua FC merasa penting untuk memberikan
penguatan kepada anak-anak Rusun melalui sepakbola social sejak dini, sehingga
diri mereka dapat terbentengi dari penyebaran virus social yang mengancam
bangsa dan Negara Indonesia saat ini.(MR/UP)
Monday, June 22, 2015
Uni Papua Aceh Akan Blusukan Ke Sekolah-Sekolah
GM Uni Papua FC, ketika berinteraksi dengan anak-anak Uni Papua Banda Aceh, di lapangan sepakbola sintetic Kota Banda Aceh, Minggu(14/6) lalu. |
“Melalui ijin Dinas Pendidikan
Provinsi Aceh, kami akan melakukan perjalanan ke sekolah-sekolah,
memperkenalkan Uni Papua FC dan program-programnya, sehingga orang
Aceh makin mengenal Uni Papua FC,” kata koordinator Uni Papua Kuta
Gle Banda Aceh, Fauzainy M.Y, beberapa waktu lalu.
Bahkan, lanjutnya, tidak menutup
kemungkinan Uni Papua Kuta Gle Banda Aceh bisa mengambil jadwal extra
kulikuler di sekolah-sekolah dengan kegiatan sepakbola sosial yang
langsung ditangani oleh instruktur Uni Papua FC.
General Manager Uni Papua FC, Alma
Costa sangat mendukung inisiatif dari Uni Papua Kuta Gle Banda Aceh
itu, ia berharap semua pengurus bisa jalan bersama, saling bahu
membahu, agar program Uni Papua bisa masuk ke sekolah dan menyentuh
anak-anak di Banda Aceh.
Instruktur Glaiton Pantoja, ketika memberi menu latihan kepada anak-anak Uni Papua Banda Aceh, Minggu(14/6) lalu. |
“ Infrastruktur untuk
menumbuhkembangkan minat dan bakat anak-anak terhadap sepakbola
sosial di Banda Aceh cukup memadai, hanya saja, bentuk pendekatan
yang harus dilihat.Misalnya lewat pendekatan agama, itu juga bisa
dicoba,” jelasnya.
Selama dua hari, Instruktur
berkewarganegaraan Brasil, Glaiton Pantoja dan GM Uni Papua FC Alma
Costa memberikan coaching clinik kepada anak-anak yang tergabung
dalam Uni Papua Kuta Gle Banda Aceh. Ternyata mendapat respon yang
baik dari anak-anak, termasuk dari Asprov PSSI Aceh.(MR/UP)
Subscribe to:
Posts (Atom)
DUTA BESAR " SEPAKBOLA SOSIAL" DI SPANYOL.
Madrid, Spanyol. 22 November 2017 Duta Besar Republik Indonesia dan Berkuasa Penuh untuk Spanyol Dubes Yuli Mumpuni Widarso akan meng...
-
Membangun Karakter Lewat Sepak Bola Dunia olahraga selalu menjadi elemen penting dalam mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indone...
-
Insoraki Sawor, ketika bersama anak-anak Rusun Jakarta, beberapa waktu lalu.(Dok.UPFC) Jakarta,9/10- Selama dua minggu, tiga instruk...